Ketum Partai Nusantara Ajak DPD,DPC Serta DPAC Partai Nusantara Mari Berpolitik, Politik itu Mulia

KEPRI-KANALPK

Sepanjang sepekan penuh, isu tentang calon presiden 2024 juga terus menghiasi ruang diskusi politik. Ini adalah tantangan sekaligus pekerjaan rumah para partai untuk meyakinkan publik akan pentingnya partai politik yang kuat, sehat dan disukai publik karena endurance energi politik para kadernya yang mumpuni.

Partai Politik (parpol) adalah lembaga dan pilar penting untuk memastikan ritual bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terjadi secara demokratis. Pemerintahan berjalan dan terus bekerja berkesinambungan lewat partai politik yang sehat, kuat dan berenergi yang melekat dengan rakyat.

Rakyat sendiri adalah sang pengadil karena rakyatlah yang menentukan apakah parpol itu yang jadi pilihannya atau tidak. Singkatnya rakyatlah pemilik kedaulatan bernegara lewat suara yang akan dijatuhkannya untuk pilihannya. Bila ia suka dipilih, sebaliknya bila tidak suka tidak dipilih.

Dr.Suriyanto.SH.MH.MKn Ketua Umum Partai Nusantara mengatakan,”Epicentrum politik ada di tangan rakyat. Itulah mengapa disebut kedaulatan rakyat. Tetapi, tidak ada manfaatnya suara rakyat itu jika tidak ada parpol untuk dipilih. Rakyat dan parpol satu kesatuan seperti dua sisi mata uang. Saling melengkapi,”tutur Dr.Suriyanto.SH.MH.MKn kepada Wartawan Senin (32/11/2021) di Batam.

Untuk itu Ketua Umum Partai Nusantara mengajak para Ketua DPD,DPC,DPAC beserta para pengurus harian untuk belajar mendalami ilmu politik dan tatanegara,agar bisa menjadi partai yang hal tersebut menjadi program utama Partai Nusantara yang mempuni.

Dr.Suriyanto juga meminta seluruh DPD,DPC,DPAC dan kader agar bisa mengajak parpol parpol yang ada untuk membangun bangsa dan negara.

Ketua Umum Partai Nusantara mengungkapkan,”
Sesungguhnya politik itu mulia. Maka berpolitiklah, untuk memastikan ritual bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetap terjaga baik,”papar Dr.Suriyanto.SH.MH.Mkn saat menemui para kader baru di Tanjung Balai Karimun Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Tentu pikiran ini tak boleh disalahkan. Kerja puncak dan final, kalau diumpakan dengan kompetisi sepakbola, memang terjadi saat memastikan siapa para kandidat yang disiapkan parpol untuk dipilih rakyat; baik calon presiden, kepala daerah maupun anggota legislatif.

Dr.Suriyanto.SH.MH.MKn Ketua Umum Partai Nusantara menegaskan,”Dalam menyelenggarakan pemerintahan tidak ada satupun Negara yang tidak menggunakan Partai Politik yang didukung dengan sistim politik suatu Negara, yang tidak akan dapat dilepaskan dari system dan bentuk pemerintahan yang dianut oleh Negara, karena untuk menentukan bentuk dan susunan pemerintahan dalam suatu Negara yang merupakan cerminan suatu Negara adalah sistim politik suatu Negara yang bersumber dari partai politik yang ada,”ujarnya.

Partai politik pada saat sekarang ini merupakan kendaraan seseorang kalau berminat menjadi salah satu penyelenggara pemerintah, apakah fungsinya sebagai eksekutif maupun legislative.

Kalau dilihat sejarah, manusia mengenal partai politik sudah ada sejak saat era sepeninggal Nabi Muhammad SAW 14 abad yang lalu, karena Nabi selain sebagai Rasul juga berhasil mendirikan pemerintahan Islam di Saudi Arabia yang terbagi atas 3 (tiga) golongan, yaitu : pertama, Partai Bangsawan Quraisy Makkah (sebagai kelompok pendatang). Kedua, partai Yahudi (kelompok minoritas). Ketiga, partai Bangsawan Madina (kelompok pribumi).

Dr.Suriyanto juga memaparkan,”
Masyarakat Indonesia pada umumnya sejak kemerdekaan sudah tidak asing lagi mendengar atau melihat lembaga-lembaga partai politik, apalagi sejak era otonomi daerah kita sering menjumpai di daerah-daerah bahkan sampai pelosok adanya partai-partai politik, kaerena sejak era otonomi daerah partai politik sudah banyak, mulai dari partai besar sampai partai kecil ditambah lagi ditandai dengan adanya symbol atau baliho parpol yang dipasang mulai dari gedung tinggi, rumah-rumah, jalan dan pohon-pohon kayu yang pada umumnya yang ada keramaian,”pungkas Ketua Umum Partai Nusantara.

Memang secara teori partai politik pertamanya lahir di Negara-negara Eropa Barat, yang diakibatkan dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan factor yang perlu diperhitungkan serta keiikutsertaan dalam proses politik, maka itulah banyak pada saat sekarang ini partai politik lahir secara spontan dan berkembang penghubung antara rakyat dengan pemerintah, artinya partai politik menjadi perpanjangan tangan rakyat untuk menyampaikan aspirasinya kepada Pemerintah.

Dr.Suriyanto.SH.MH.MKn menambahkan,”
Secara harfiah, politik dalam bahasa Arabnya disebut “siyasyah” yang artinya siasat dan dalam bahasa Inggrisnya “Politics”. Politik memang artinya strategi, cerdik dan bijaksana yang dalam kehidupan sehari-hari mengartikan sebagai suatu cara untuk melakukan sesuatu didalam mencapai tujuan. Melihat pengertian ini, sebenarnya setiap manusia sudah berpolitik, apakah seorang pedagang, yang mempunyai pola pikir bagaiman dagangannya bisa laku dan mempunyai untung yang besar, tentu yang dipakai adalah siasat, kemudian seorang sopir, mempunyai pemikiran bagaimana supaya dapat cepat sampai ditujuan dengan waktu yang cepat pula dan lain sebagainya,”ucapnya.

Asal mula kata politik itu sendiri berasal dari kata “polis” yang berarti Negara kota, dengan politik berarti ada hubungan khusus antara manusia yang hidup bersama, dalam hubungan itu timbul akan timbul aturan-aturan dan akhirnya adalah apa yang disebut dengan kekuasaan. Kemudian kalau kita kaitkan dengan partai politik, adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya dengan cara konstitusional) untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.

(R.BAMBANG.SS)